Sabtu, 19 Oktober 2013

Analisis Komunikasi Visual “Pancasila”



Komunikasi Visual
Laporan Analisis Komunikasi Visual “Pancasila”
Diajukan Kepada Dosen Pembimbing
Bambang Semedhi, SE.
Disusun oleh :
Rosalia Puspitasari                115120207113025
Dengan Anggota Kelompok :
1.     Luthfita Elyasa S                            115120207113024
2.     Rosalia Puspitasari               115120207113025
3.     Roki Muhammad Iqbal                   115120207113026
4.     Nur Rizka Adityanti             115120207113027
5.     Mohammat Ilyas S                115120207113028


 






UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
2013
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.
            Kami sebagai penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyeselesaikan tugas dalam pembuatan laporan Komunikasi Visual dengan baik. Semua juga berkat bimbingan dari dosen mata kuliah Komunikasi Visual dalam hal ini Bapak Bambang Semedhi, SE. kepada beliau, kami sampaikan ucapan terima – kasih.
            Laporan Komunikasi Visual ini berjudul “Komunikasi Visual Pancasila”. Harapan kami sebagai penulis semoga laporan ini mewakili apa yang sudah penulis presentasikan dan dapat bermanfaat dalam rangka pengembangan pengetahuan Komunikasi Visual. Tentu sangat diperlukan bimbingan dari dosen pembimbing karena penulis amat menyadari bahwa laporan ini jauh dari yang diharapkan. Apabila ada kritik dan saran kami sangat menerima demi kesempurnaan laporan Komunikasi Visual ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

                                                                                                Kediri,  Juni 2013


         Penulis














PENDAHULUAN

Latar Belakang
Burung Garuda Pancasila merupakan lambang dasar Negara Indonesia yang mempunyai filosofi dibalik dari perancangan simbol dasar Negara ini. Menurut Badan Intelijen Negara Republik Indonesia, burung garuda ini mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan karakteristik Negara Indonesia.
Komunikasi visual (komunikasi melalui penglihatan) adalah sebuah rangkaian proses penyampaian infromasi atau pesan kepada pihak lain dengan penggunaan media penggambaran yang hanya terbaca oleh indera penglihatan. Komunikasi visual mengkombinasikan seni, lambang, tipografi, gambar, desain grafis, ilustrasi, dan warna dalam penyampaiannya. (Wikipedia, 2013)
Dari sedikit uraian di atas dan materi perkuliahan yang telah di ajarkan, penulis memilih burung Garuda Pancasila sebagai judul laporan ini berdasarkan enam pokok bahasan, yaitu estetika visual, komposisi gambar, teori representasi, teori persepsi, teori gestalt, dan signifier & signified.














PANCASILA


 



Filosofi Garuda Pancasila
(Badan Intelijen Negara Republik Indonesia, 2012) Garuda Pancasila terdiri atas tiga komponen utama, yaitu Burung Garuda, Perisai dan Pita Putih.
Menurut Mitologi Hindu, Burung Garuda merupakan burung mistis yang berasal dari India. Burung tersebut berkembang sejak abad ke-6 di Indonesia. Burung Garuda itu sendiri melambangkan kekuatan, sementara warna emas pada Burung Garuda itu melambangkan kemegahan atau kejayaan.
Jumlah bulu pada sayap Garuda sebanyak 17, bulu di ekor berjumlah 8, bulu di pangkal ekor berjumlah 19 dan bulu di leher berjumlah 45. Bulu-bulu tersebut jika digabungkan menjadi 17-8-1945, yaitu  menggambarkan waktu kemerdekaan Indonesia diproklamasikan.
Di perisai yang terdapat pada Burung Garuda, mengandung lima buah simbol yang masing-masing melambangkan sila-sila dari dasar negara Pancasila. Perisai yang dikalungkan tersebut melambangkan pertahanan Indonesia. Pada bagian tengah dari perisai tersebut terdapat simbol bintang yang memiliki lima sudut. Bintang tersebut melambangkan sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Lambang bintang tersebut dianggap sebagai sebuah cahaya, seperti cahaya kerohanian yang dipancarkan oleh Tuhan kepada setiap manusia.
Dibagian bintang, terdapat latar berwarna hitam. Latar tersebut melambangkan warna alam yang asli yang memiliki Tuhan, bukanlah sekedar rekaan manusia, tetapi sumber dari segalanya dan telah ada sebelum segala sesuatu di dunia ini ada.
Pada bagian kanan bawah, terdapat rantai yang melambangkan sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut terdiri atas mata rantai yang berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling berkaitan membentuk lingkaran. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang lingkaran melambangkan perempuan. Mata rantai yang saling berkaitan melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki dan perempuan, membutuhkan satu sama lain dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah rantai.
Pada bagian kanan atas, terdapat gambaran pohon beringin yang melambangkan sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia. Kenapa pohon beringin yang digunakan? Karena pohon beringin merupakan pohon besar yang bisa digunakan oleh banyak orang sebagai tempat berteduh dibawahnya. Hal tersebut dikorelasikan sebagai Negara Indonesia, dimana semua rakyat Indonesia dapat “berteduh” di bawah naungan Negara Indonesia. Tak hanya itu saja, pohon beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke segala arah. Hal ini dikorelasikan dengan keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama Indonesia.
Pada bagian kiri atas, terdapat kepala banteng. Kepala banteng tersebut melambangkan sila keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Disini, kepala banteng memiliki filosofi sebagai hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah, dimana orang-orang berdiskusi untuk melahirkan suatu keputusan.
Di bagian kiri bawah, terdapat lambang padi dan kapas. Lambang tersebut melambangkan sila ke lima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Lambang tersebut dianggap dapat mewakili sila kelima, karena padi dan kapas merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan sandang, sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran. Hal itu sesuai dengan tujuan utama dari sila kelima ini.
Di lambang perisai sendiri, terdapat garis hitam tebal yang melintang di tengah-tengah perisai. Garis hitam tebal tersebut melambangkan garis khatulistiwa yang melintang melewati wilayah Indonesia. Sedangkan warna merah dan putih yang menjadi latar pada perisai tersebut merupakan warna bendera negara Indonesia. Merah, memiliki makna keberanian dan putih melambangkan kesucian.
Pada bagian bawah Garuda Pancasila, terlihat pita putih yang dicengkram, pita tersebut bertuliskan “BHINNEKA TUNGGAL IKA”. Tulisan tersebut ditulis dengan menggunakan huruf latin dan merupakan semboyan negara Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika, dalam bahasa Jawa Kuno memiliki arti “berbeda-beda tetapi tetap satu jua.”
Kata Bhinneka Tunggal Ika sendiri dikutip dari buku Sutasoma yang dikarang oleh seorang pujangga di abad ke-14 dari Kerajaan Majapahit, Mpu Tantular. Kata tersebut memiliki arti sebagai persatuan dan kesatuan Nusa dan Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai pulau, ras, suku, bangsa, adat, kebudayaan, bahasa, serta agama.
Makna Lambang Negara Garuda Pancasila sangat relevan dengan kondisi bangsa Indonesia yang terdiri dari pelbagai macam suku, ras, budaya, adat, bahasa dan agama. Apabila seluruh masyarakat Indonesia bisa memahami filosofi lambang negara tersebut dengan baik, maka keutuhan dan persatuan bangsa dapat terjaga. Dengan Dasar Negara yang kuat, Indonesia akan menjadi negara besar, maju, dan rakyatnya sejahtera.

ANALISIS

  Estetika Visual
·         Memiliki sifat dasar yaitu nampak, terstruktur, dan terkonfigurasi.
Burung garuda Pancasila merupakan lambang negara, dimana setiap bagiannya merupakan representasi dari Kemerdekaan Indonesia. Menurut apa yang telah tertulis dalam filosofi Garuda Pancasila, dari alasan pemilihan burung Garuda sebagai lambang Negara, hingga ikon setiap sila yang mempunyai makna.
·         Menimbulkan pemahaman implisit
Orang Indonesia mudah memahami Burung Garuda adalah sebagai lambang Pancasila yang merupakan sebagai Dasar Negara. Begitu juga dengan ikon setiap sila, banyak orang yang mudah memahami ikon dari setiap sila, bahwa sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan yang maha esa” di lambangkan dengan ikon bintang. Sila kedua “Kemanusiaan yang adil dan beradab” dilambangkan dengan ikon rantai. Sila ketiga ”Persatuan Indonesia” dilambangkan dengan ikon pohon cemara. Sila keempat “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksana dalam permusyawaratan (dan) perwakilan” dilambangkan dengan ikon kepala banteng. Dan yang terakhir sila kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” dilambangkan dengan ikon padi dan kapas.
·         Bersifat holistik dalam menciptakan pemaknaan
Seperti yang kita ketahui bahwa Burung Garuda Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia tidak bisa dengan mudahnya unsur dari Pancasila itu sendiri dirubah. Pancasila yang berasal dari kata “Panca” yaitu “lima” mempunyai maksud bahwa Dasar Negara mempunyai lima sila yang tertanam. Dengan kata lain kita mengenal Pancasila dengan adanya gambar keseluruhan Burung Garuda Pancasila lengkap dengan simbol setiap sila pada perisai yang dikalungkan, dan tak lepas dengan semboyan pada sehelai pita yang berbunyi “Bhineka Tunggal Ika” yang di ambil dari bahasa sanksekerta yang berarti “berbeda-beda tapi tetap satu jua”.
·         Bersifat kognitif dalam membangun ‘rasa’ dan berdasarkan pada tipe-tipe unik dari logika visual.
Simbol Burung Garuda Pancasila dalam segi pengetahuan wajib diketahui oleh seluruh rakyat Indonesia dengan diperkenalkan sejak dini dalam dunia pendidikan bahwa Burung Garuda Pancasila inilah dasar Negara Indonesia. Keistimewaan Burung Garuda Pancasila ini tidak bisa disangkal bahwa secara holistik membentuk pemaknaan bahwa inilah harapan serta karakter bangsa Indonesia.

  Komposisi Gambar
Dalam kajian komposisi gambar pada Burung Garuda Pancasila mengkategorikan pada Golden Mean Area, dimana kategori tersebut memfokuskan pada gambar perisai yang didalamnya terdapat lima sila. Lima sila inilah yang terpenting dalam Dasar Negara. Bila obyek seorang manusia kategori ini memfokuskan pada titik yang berada ditengah, sehingga menonjolkan ekspresi dari obyek tersebut.

  Teori Representasi
            Di kehidupan jaman sekarang burung garuda itu sebenarnya tidak ada, tetapi kita melihat lambang tiap sila yang ada di dada burung garuda yang telah ditanamkan nilai-nilai nasionalisme. Setiap unsur burung garuda, dari warna bulu, jumlah bulu, ikon tiap sila, warna latar pada ikon tiap sila, semboyan Bhineka Tunggal Ika, dan sebagainya yang ada pada gambar Burung Garuda Pancasila merupakan representasi dari Negara Indonesia.

  Teori Persepsi
Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda. Dari sudut pandang orang dari luar negeri, mereka hanya sebatas mengetahui burung garuda itu adalah dasar Negara Indonesia. Dan belum tentu mereka mengerti makna dari Burung Garuda. Berbeda dengan orang Indonesia yang cinta akan nasionalisme, mereka akan mengetahui apa itu burung garuda, makna yang terkandung, bahkan mengetahui filosofi burung garuda sebagai simbol Pancasila atau dasar Negara.

  Teori Gestalt
·         Kedekatan posisi (proximity): Pancasila adalah dasar negara yang memiliki lambang Garuda Pancasila, sebagai sesuatu yang memiliki makna yang dalam untuk kesejahteraan bangsa Indonesia, bangsa Indonesia yang maju, dan menjadi negara yang besar 
·         Kesamaan bentuk (similiarity): Burung Garuda yang mana merupakan lambang negara Indonesia yang berkalung perisai yang dalam perisai tersebut terdapat 5 lambang yang menggambarkan isi Pancasila.
·         Kesinambungan pola (continuity): setiap gambar dan warna yang ditampilkan dalam burung garuda tersebut memiliki makna. Burung garuda yang berwarna emas berarti kejayaan. Pada bulu sayap garuda terdapat 17, bulu ekor terdapat 8, bulu pangkal ekor 19 dan bulu pada leher burung garuda ada 45 yang merepresentasikan waktu kemerdekaan Indonesia 17-8-1945. Perisai sebagai tameng atau senjata yang melambangkan perjuangan, pertahanan dan perlindungan diri untuk mencapai tujuan. Dalam perisai tersebut mengandung lima buah simbol yang masing-masing melambangkan sila-sila dari dasar negara Pancasila. Perisai yang dikalungkan tersebut melambangkan pertahanan Indonesia.
Pada bagian tengah dari perisai tersebut terdapat simbol bintang yang memiliki lima sudut. Bintang tersebut melambangkan sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Lambang bintang tersebut dianggap sebagai sebuah cahaya, seperti cahaya kerohanian yang dipancarkan oleh Tuhan kepada setiap manusia. Dibagian bintang, terdapat latar berwarna hitam. Latar tersebut melambangkan warna alam yang asli yang memiliki Tuhan, bukanlah sekedar rekaan manusia, tetapi sumber dari segalanya dan telah ada sebelum segala sesuatu di dunia ini ada.
Pada bagian kanan bawah, terdapat rantai yang melambangkan sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut terdiri atas mata rantai yang berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling berkaitan membentuk lingkaran. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang lingkaran melambangkan perempuan. Mata rantai yang saling berkait pun melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki dan perempuan, membutuhkan satu sama lain dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah rantai.
Pada bagian kanan atas, terdapat gambaran pohon beringin yang melambangkan sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia. Kenapa pohon beringin yang digunakan? Karena pohon beringin merupakan pohon besar yang bisa digunakan oleh banyak orang sebagai tempat berteduh dibawahnya. Hal tersebut dikorelasikan sebagai Negara Indonesia, dimana semua rakyat Indonesia dapat “berteduh” di bawah naungan Negara Indonesia. Tak hanya itu saja, pohon beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke segala arah. Hal ini dikorelasikan dengan keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama Indonesia.
Pada bagian kiri atas, terdapat kepala banteng. Kepala banteng tersebut melambangkan sila keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Disini, kepala banteng memiliki filosofi sebagai hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah, dimana orang-orang berdiskusi untuk melahirkan suatu keputusan.
Di bagian kiri bawah, terdapat lambang padi dan kapas. Lambang tersebut melambangkan sila ke lima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Lambang tersebut dianggap dapat mewakili sila kelima, karena padi dan kapas merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan sandang, sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran. Hal itu sesuai dengan tujuan utama dari sila kelima ini.
Di lambang perisai sendiri, terdapat garis hitam tebal yang melintang di tengah-tengah perisai. Garis hitam tebal tersebut melambangkan garis khatulistiwa yang melintang melewati wilayah Indonesia. Sedangkan warna merah dan putih yang menjadi latar pada perisai tersebut merupakan warna bendera negara Indonesia. Merah, memiliki makna keberanian dan putih melambangkan kesucian.
Pada bagian bawah Garuda Pancasila, terlihat pita putih yang dicengkram, pita tersebut bertuliskan “BHINNEKA TUNGGAL IKA”. Tulisan tersebut ditulis dengan menggunakan huruf latin dan merupakan semboyan negara Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika, dalam bahasa Jawa Kuno memiliki arti “berbeda-beda tetapi tetap satu jua.”
  Signifier and Signified
Penanda:
Burung Garuda merupakan kendaraan Wishnu yang menyerupai burung elang rajawali.
Petanda:
·           Burung Garuda sebagai simbol nasional Indonesia, sebagai perwujudan ideologi Pancasila.
·           Lambang Negara untuk menggambarkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat.
·           Dan setiap lambang-lambang di dalam burung Garuda Pancasila mempunyai makna:
1.      Perisai di dada burung Garuda
Melambangkan pertahan bangsa Indonesia
2.      Warna merah dan putih pada perisai
Warna merah dan putih melambangkan bendera Indonesia
3.      Garis hitam diagonal pada perisai
Wilayah kedaulatan Republik Indonesia dilalui garis khatulis tiwa
4.      Lambang Pada Perisai
Merupakan sebuah interpretasi dan lambang dari isi Pancasila
Bintang :  Ketuhanan Yang Maha Esa
Rantai   :  Kemanusiaan Yang adil Dan Beradab
Pohon Beringin  :  Persatuan Indonesia
Kepala Banteng :  Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Permusyawaratan Perwakilan
Padi dan Kapas  :  Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
5.      Jumlah bulu pada burung Garuda
17    - helai bulu pada masing masing sayap, melambangkan tanggal 17
8        - helai bulu pada ekor artinya melambangkan bulan 8 atau agustus
19 – helai bulu pada pangkal ekor burung garuda melambangkan awalan tahun 1945
45 - helai bulu pada leher burung garuda melambangkan tahun kemerdekaan yaitu tahun 1945
6.      Bhineka Tunggal Ika
Artinya adalah Berbeda beda tetapi satu jua
·           Melambangkan dan menegaskan bahwa meski memiliki keberagaman suku bangsa adat budaya dan agama tetapi dengan persatuan dan kesatuan dapat mewujudkan negara Republik Indonesia.
·           Melambangkan pemerintahan yang otoriter.












PENUTUP
Kesimpulan
            Tampilan visual dari Burung Garuda Pancasila dalam kajian materi komunikasi visual banyak sekali hal – hal yang dimana dalam merancang gambar tersebut di dasari dengan sesuatu yang sangat terstruktur, menimbulkan persepsi, dan sangat memperhatikan makna yang merepresentasikan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penulis telah memaparkan apa estetika visual, dan teori – teori yang bisa penulis gali dari visualisasi burung garuda.















DAFTAR PUSTAKA
Komunikasi Visual. (2013, April 28). Diambil kembali dari Wikipedia: www.id.wikipedia.org
Filosofi Garuda Pancasila. (2012, November 26). Diambil kembali dari http://www.bin.go.id/wawasan/detil/167/3/26/11/2012/filosofi-garuda-pancasila

Tidak ada komentar:

Posting Komentar