Senin, 14 Oktober 2013

Studi Kasus Teori Komunikasi Tradisi Fenomenologi



 TEORI KOMUNIKASI 1


Tugas Paper
Diajukan Dosen Pembimbing
Desi Dwi Prianti, S.Sos, M.Comn.

Disusun oleh :
Nama           :         Rosalia Puspitasari
NIM             :         115120207113025
 




PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
APRIL 2012

Fenomenologi
Fenomenologi menjadikan pengalaman sebenarnya sebagai ‘data utama’ dalam memahami realitas. Apa yang dapat diketahui seseorang adalah apa yang dialaminya.
Stanley Deetz, mengemukakan 3 (tiga) prinsip dasar Fenomenologi, yakni :
1.      Pengetahuan adalah kesadaran. Pengetahuan tidak disimpulkan dari pengalaman, namun ditemukan secara langsung dari pengalaman sadar.
2.      Makna dari sesuatu terdiri atas potensi sesuatu pada hidup seseorang. Dengan kata lain, bagaimana Anda memandang suatu objek, bergantung pada makna objek itu bagi Anda.
3.      Bahasa adalah ‘kendaraan makna’. Kita mendapatkan pengalaman melalui bahasa yang digunakan untuk mendefenisikan dan menjelaskan dunia kita.

Tradisi Fenomenologi terbagi dalam tiga bagian utama, yakni;
1.   Fenomenologi Klasik
Edmund Husserl. Menurutnya, orang harus berdisiplin dalam menerima pengalaman itu. Dengan kata lain, pengalaman secara individu adalah jalan yang tepat untuk menemukan realitas. Hanya melalui ‘perhatian sadar’ (conscious attention), kebenaran dapat diketahui. Untuk dapat melakukan hal itu, kita harus menyingkirkan bias yang ada pada diri kita
2.   Fenomenologi Persepsi
Menurut Ponty, Sebagai manusia, kita dipengaruhi oleh dunia luar atau lingkungan kita dan sebaliknya, kita juga memenuhi dunia di sekitar kita, melalui bagaimana kita mengalami dunia. Dengan demikian, suatu objek atau peristiwa itu ada dalam suatu proses yang timbal balik (give and take), yaitu hubungan dialogis di mana suatu objek atau peristiwa memengaruhi objek atau peristiwa lainnya. Sesuatu yang nyata harus dapat disentuh oleh pengalaman manusia, meski tidak harus pengalaman empiris[1] (jumhur).
3.   Fenomenologi Hermeneutik
Cabang ketiga dalam tradisi ini disebut dengan fenomenologi hermeneutic (hermeneutic phenomenology), Melalui pengalaman alami yang terbentuk melalui penggunaan bahasa dalam kehidupan setiap hari, berpikir atau kebiasaan kita melihat sesuatu agar dapat merasakan pengalaman sebagaimana apa adanya. Melalui cara ini, berbagai objek di dunia  dapat hadir dalam kesadaran kita.

Ø  Studi kasus yang berhubungan dengan tradisi komunikasi Fenomenologi
SUNGAI KAKAP, Kompas.com - Kasus balita yang kecanduan merokok masih terus terjadi. Di Kalimantan Barat, ada balita balita berusia 2,9 tahun bernama SL asal Dusun Nirwana, Desa Sungai Kakap, Kecamatan Sungai Kakap, sejak tiga bulan terakhir menjadi pecandu rokok.
Menurut Pinah, kebiasaan anaknya itu mulai timbul karena faktor ayahnya, Sapi'i, yang biasa merokok di depan anaknya.
Dia menceritakan, tanpa sepengetahuan kedua orangtuanya, SL mengambil rokok ayahnya yang biasa terletak di atas meja dan menghisapnya sendiri.
Pinah juga mengaku sudah kewalahan memenuhi kebutuhan rokok SL. Pasalnya, dalam sehari SL bisa menghabiskan setengah bungkus rokok.
Mulai dari rokok filter, mild, kretek hingga "longlat" juga diisap oleh SL.
Melihat kondisi SL, menimbulkan keprihatinan bagi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kubu Raya, Rosalina Muda Mahendrawan.
Rosalina sendiri mengaku akan mencari jalan keluar untuk menghilangkan kebiasaan SL yang senang merokok. Dia menyatakan akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kubu Raya untuk memberikan pengertian secara langsung kepada orang tua SL, dan menggunakan jasa psikolog anak untuk menghilangkan kebiasaan anak tersebut.

ANALISIS
Dari 3 prinsip yang di kemukakan oleh Stanley Deetz dari kasus di atas dapat dianalisis sebagai berikut:
Ø  Pengetahuan berdasar pengalaman sadar: Pengetahuan SL tentang rokok bermula dari faktor ayahnya, Sapi'i, yang biasa merokok di depan anaknya, SL mengambil rokok ayahnya yang biasa terletak di atas meja dan menghisapnya sendiri. Orang mengetahui pengalaman atau peristiwa dengan cara mengujinya secara sadar melalui perasaan dan persepsi yang dimiliki orang bersangkutan  [2]  (Palalloi, 2010).
Ø  Makna dari sesuatu terdiri atas potensi sesuatu pada hidup seseorang : bagi orang dewasa yang perokok, rokok adalah sesuatu yang di konsumsi untuk pelengkap saja, tetapi SL memaknai bahwa rokok adalah kebutuhan yang harus di penuhi "Waktu itu sudah kami marahi, tapi saat rokoknya diambil dia menangis dan tidak mau berhenti. Setelah diberi, baru dia diam, sampai sekarang masih seperti itu, dan kami juga bingung untuk menghentikannya, jadi kami biarkan saja," tutur Pinah. makna konseptual itu bisa berupa imajinasi, pikiran, hasrat, ataupun perasaan-perasaan spesifik, ketika orang mengalami dunianya secara personal[3] (Wattimena, 2009).
Ø  Bahasa adalah ‘kendaraan makna’ : kita mengetahui suatu objek, dan dengan bagaimana cara kita menyampaikan suatu makna objek tersebut. Dari contoh kasus diatas, seorang anak yang berinisial SL, kita dapat melabelkan SL sebagai anak berumur 2,9 tahun, SL seorang anak di bawah umur pecandu rokok, SL terbiasa merokok karena melihat ayahnya yang merokok.
Analisis dari bagian tradisi Fenomenologi
1.      Fenomenologi Klasik
Mendapatkan pengetahuan baru … fenomenologi dengan suatu injunksi, yakni "mengurung keluar" [bracket out] peristiwa-peristiwa serta prakonsepsi-prakonsepsi lahiriah, dan dengan demikian mendekati suatu penangkapan [pemahaman, apprehension] yang bersifat langsung,…[4] (Hupudio, 1999).
Kita mengetahui bahwa pada umunya orang perokok adalah orang-orang dewasa, dengan mengesampingkan pengetahuan demikian, kita mendapatkan pengetahuan baru bahwa anak usia dini pun juga bisa menjadi pecandu rokok.
2.      Fenomenologi Persepsi
Kita mengenali suatu objek, bagaimana kita memaknai objek tersebut jika objek tersebut adalah bagian dari dunia kita, tetapi dapat berbeda bila orang di luar dunia kita yang memberi makna, misalnya dalam kasus ini antara orang perokok dan orang yang tidak merokok, bagi orang perokok mereka menilai rokok adalah sesuatu yang menjadikan mereka penangkal rasa sakit kepala, sedangkan bagi orang yang tidak merokok, mereka memaknai rokok adalah sesuatu cara untuk membunuh nyawa secara perlahan. Jadi penilaiannya tidak pernah bisa objektif.
3.      Fenomenologi Hermeneutik
Menurut Heidegger pengalaman sesuatu tak dapat diketahui melalui analisa yang mendalam melainkan pengalaman seseorang yang mana diciptakan dengan penggunaan bahasa dalam keseharian. Apa yang nyata dan apa yang yang sekedar pengalaman melalui penggunaan bahasa. Esensi yang didapat dengan cara melalui berkomunikasi. Bagaimana kita sadar mengetahui objek itu karena kita berkomunikasi dengan individu. Contoh kasus ini  Di Kalimantan Barat, ada balita balita berusia 2,9 tahun bernama SL asal Dusun Nirwana, Desa Sungai Kakap, Kecamatan Sungai Kakap, sejak tiga bulan terakhir menjadi pecandu rokok.

Tradisi Fenomenologi (Komunikasi sebagai pengalaman diri dan orang lain melalui dialog)
Meski fenomenologi adalah sebuah filosofi yang mengagumkan, pada dasarnya menunjukkan analisis terhadap kehidupan sehari-hari. Titik berat tradisi fenomenologi adalah pada bagaimana individu mempersepsi serta memberikan interpretasi pada pengalaman subyektifnya.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.zimbio.com/Catatan+Sawali+Tuhusetya/articles/bN0Ifc8wt9P/Tradisi+Ilmu+Komunikasi+dan+Perkembangan+Ilmu


[1] jumhur. (n.d.). Kritik fenomenologis merleau-ponty Atas filsafat pengetahuan . Retrieved April 19, 2012, from http://tsaqafah.isid.gontor.ac.id/volume-vi-1/volume-vi-2/kritik-fenomenologis-merleau-ponty-atas-filsafat-pengetahuan.html

[2] Palalloi, H. (2010, Juli 16). Fenomenologi. Retrieved April 19, 2012, from http://pondok-hamzah.blogspot.com/2010/07/fenomenologi.html
[3] Wattimena, R. A. (2009, Agustus 19). Fenomenologi Edmund Husserl. Retrieved April 19, 2012, from Rumah Filsafat (The House of Philosophy): http://rumahfilsafat.com/2009/08/19/fenomenologi-edmund-husserl/

[4]Hupudio, H. (1999, Mei 3). KAJIAN MENTAL-FENOMENOLOGIS. Retrieved April 21, 2012, from http://groups.yahoo.com/group/milis-spiritual/message/5448

Tidak ada komentar:

Posting Komentar