Komunikasi Visual
Laporan
Analisis Komunikasi Visual “Pancasila”
Diajukan Kepada Dosen Pembimbing
Bambang
Semedhi, SE.
Disusun oleh :
Rosalia
Puspitasari 115120207113025
Dengan Anggota
Kelompok :
1. Luthfita
Elyasa S 115120207113024
2. Rosalia
Puspitasari 115120207113025
3. Roki
Muhammad Iqbal 115120207113026
4. Nur
Rizka Adityanti 115120207113027
5. Mohammat
Ilyas S 115120207113028
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
PROGRAM
STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK
2013
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Kami sebagai penulis bersyukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyeselesaikan tugas dalam pembuatan laporan Komunikasi
Visual
dengan baik. Semua juga berkat bimbingan dari dosen mata kuliah Komunikasi
Visual dalam hal ini Bapak Bambang Semedhi,
SE. kepada beliau, kami sampaikan ucapan terima – kasih.
Laporan Komunikasi
Visual
ini berjudul “Komunikasi Visual ‘Pancasila’”.
Harapan kami sebagai penulis semoga laporan ini mewakili apa yang sudah penulis
presentasikan dan dapat bermanfaat dalam rangka pengembangan pengetahuan Komunikasi
Visual.
Tentu sangat diperlukan bimbingan dari dosen pembimbing karena penulis amat
menyadari bahwa laporan ini jauh dari yang diharapkan. Apabila
ada kritik dan saran kami sangat menerima demi kesempurnaan laporan Komunikasi
Visual
ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Kediri, Juni 2013
Penulis
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Burung Garuda Pancasila
merupakan lambang dasar Negara Indonesia yang mempunyai filosofi dibalik dari
perancangan simbol dasar Negara ini. Menurut Badan Intelijen Negara Republik
Indonesia, burung garuda ini mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan
karakteristik Negara Indonesia.
Komunikasi visual (komunikasi
melalui penglihatan) adalah sebuah
rangkaian proses penyampaian infromasi atau pesan kepada pihak lain dengan
penggunaan media penggambaran yang hanya terbaca oleh indera penglihatan.
Komunikasi visual mengkombinasikan
seni,
lambang,
tipografi,
gambar,
desain grafis,
ilustrasi,
dan warna
dalam penyampaiannya. (Wikipedia, 2013)
Dari sedikit uraian di
atas dan materi perkuliahan yang telah di ajarkan, penulis memilih burung
Garuda Pancasila sebagai judul laporan ini berdasarkan enam pokok bahasan,
yaitu estetika visual, komposisi gambar, teori representasi, teori persepsi,
teori gestalt, dan signifier &
signified.
PANCASILA
Filosofi Garuda Pancasila
(Badan Intelijen Negara Republik Indonesia, 2012) Garuda Pancasila terdiri atas tiga
komponen utama, yaitu Burung Garuda, Perisai dan Pita Putih.
Menurut Mitologi Hindu, Burung Garuda merupakan burung mistis
yang berasal dari India. Burung tersebut berkembang sejak abad ke-6 di
Indonesia. Burung Garuda itu sendiri melambangkan kekuatan, sementara warna
emas pada Burung Garuda itu melambangkan kemegahan atau kejayaan.
Jumlah bulu pada sayap Garuda sebanyak 17, bulu di ekor berjumlah 8, bulu di pangkal
ekor berjumlah 19 dan bulu di leher berjumlah 45. Bulu-bulu tersebut jika
digabungkan menjadi 17-8-1945, yaitu menggambarkan waktu kemerdekaan
Indonesia diproklamasikan.
Di perisai yang terdapat pada Burung Garuda, mengandung lima
buah simbol yang masing-masing melambangkan sila-sila dari dasar negara
Pancasila. Perisai yang dikalungkan tersebut melambangkan pertahanan Indonesia.
Pada bagian tengah dari perisai tersebut terdapat simbol bintang yang memiliki
lima sudut. Bintang tersebut melambangkan sila pertama Pancasila, yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa. Lambang bintang tersebut dianggap sebagai sebuah
cahaya, seperti cahaya kerohanian yang dipancarkan oleh Tuhan kepada setiap
manusia.
Dibagian bintang, terdapat latar berwarna hitam. Latar
tersebut melambangkan warna alam yang asli yang memiliki Tuhan, bukanlah
sekedar rekaan manusia, tetapi sumber dari segalanya dan telah ada sebelum
segala sesuatu di dunia ini ada.
Pada bagian kanan bawah, terdapat rantai yang melambangkan
sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut
terdiri atas mata rantai yang berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling
berkaitan membentuk lingkaran. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki,
sedangkan yang lingkaran melambangkan perempuan. Mata rantai yang saling
berkaitan melambangkan bahwa
setiap manusia, laki-laki dan perempuan, membutuhkan satu sama lain dan perlu
bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah rantai.
Pada bagian kanan atas, terdapat gambaran pohon beringin yang
melambangkan sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia. Kenapa pohon beringin yang
digunakan? Karena pohon beringin merupakan pohon besar yang bisa digunakan oleh
banyak orang sebagai tempat berteduh dibawahnya. Hal tersebut dikorelasikan
sebagai Negara Indonesia, dimana semua rakyat Indonesia dapat “berteduh” di
bawah naungan Negara Indonesia. Tak hanya itu saja, pohon beringin memiliki
sulur dan akar yang menjalar ke segala arah. Hal ini dikorelasikan dengan
keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama Indonesia.
Pada bagian kiri atas, terdapat kepala banteng. Kepala
banteng tersebut melambangkan sila keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Disini,
kepala banteng memiliki filosofi sebagai hewan sosial yang suka berkumpul,
seperti halnya musyawarah, dimana orang-orang berdiskusi untuk melahirkan suatu
keputusan.
Di bagian kiri bawah, terdapat lambang padi dan kapas.
Lambang tersebut melambangkan sila ke lima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial
Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Lambang tersebut dianggap dapat mewakili sila
kelima, karena padi dan kapas merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni
pangan dan sandang, sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran. Hal itu
sesuai dengan tujuan utama dari sila kelima ini.
Di lambang perisai sendiri, terdapat garis hitam tebal yang
melintang di tengah-tengah perisai. Garis hitam tebal tersebut melambangkan
garis khatulistiwa yang melintang melewati wilayah Indonesia. Sedangkan warna
merah dan putih yang menjadi latar pada perisai tersebut merupakan warna
bendera negara Indonesia. Merah, memiliki makna keberanian dan putih
melambangkan kesucian.
Pada bagian bawah Garuda Pancasila, terlihat pita putih yang
dicengkram, pita tersebut bertuliskan “BHINNEKA TUNGGAL IKA”. Tulisan tersebut
ditulis dengan menggunakan huruf latin dan merupakan semboyan negara Indonesia.
Bhinneka Tunggal Ika, dalam bahasa Jawa Kuno memiliki arti “berbeda-beda tetapi
tetap satu jua.”
Kata Bhinneka Tunggal Ika sendiri dikutip dari buku Sutasoma
yang dikarang oleh seorang pujangga di abad ke-14 dari Kerajaan Majapahit, Mpu
Tantular. Kata tersebut memiliki arti sebagai persatuan dan kesatuan Nusa dan
Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai pulau, ras, suku, bangsa, adat,
kebudayaan, bahasa, serta agama.
Makna Lambang Negara Garuda Pancasila sangat relevan dengan
kondisi bangsa Indonesia yang terdiri dari pelbagai macam suku, ras, budaya,
adat, bahasa dan agama. Apabila seluruh masyarakat Indonesia bisa memahami
filosofi lambang negara tersebut dengan baik, maka keutuhan dan persatuan
bangsa dapat terjaga. Dengan Dasar Negara yang kuat, Indonesia akan menjadi
negara besar, maju, dan rakyatnya sejahtera.
ANALISIS
Estetika Visual
·
Memiliki sifat dasar yaitu nampak, terstruktur,
dan terkonfigurasi.
Burung
garuda Pancasila merupakan lambang negara, dimana setiap bagiannya merupakan
representasi dari Kemerdekaan Indonesia. Menurut apa yang telah tertulis dalam
filosofi Garuda Pancasila, dari alasan pemilihan burung Garuda sebagai lambang
Negara, hingga ikon setiap sila yang mempunyai makna.
·
Menimbulkan pemahaman implisit
Orang
Indonesia mudah memahami Burung Garuda adalah sebagai lambang Pancasila yang
merupakan sebagai Dasar Negara. Begitu juga dengan ikon setiap sila, banyak
orang yang mudah memahami ikon dari setiap sila, bahwa sila pertama yang
berbunyi “Ketuhanan yang maha esa” di lambangkan dengan ikon bintang. Sila
kedua “Kemanusiaan yang adil dan beradab” dilambangkan dengan ikon rantai. Sila
ketiga ”Persatuan Indonesia” dilambangkan dengan ikon pohon cemara. Sila
keempat “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksana dalam permusyawaratan
(dan) perwakilan” dilambangkan dengan ikon kepala banteng. Dan yang terakhir
sila kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” dilambangkan dengan
ikon padi dan kapas.
·
Bersifat holistik dalam menciptakan pemaknaan
Seperti
yang kita ketahui bahwa Burung Garuda Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia
tidak bisa dengan mudahnya unsur dari Pancasila itu sendiri dirubah. Pancasila
yang berasal dari kata “Panca” yaitu “lima” mempunyai maksud bahwa Dasar Negara
mempunyai lima sila yang tertanam. Dengan kata lain kita mengenal Pancasila
dengan adanya gambar keseluruhan Burung Garuda Pancasila lengkap dengan simbol
setiap sila pada perisai yang dikalungkan, dan tak lepas dengan semboyan pada
sehelai pita yang berbunyi “Bhineka Tunggal Ika” yang di ambil dari bahasa
sanksekerta yang berarti “berbeda-beda tapi tetap satu jua”.
·
Bersifat kognitif dalam membangun ‘rasa’ dan
berdasarkan pada tipe-tipe unik dari logika visual.
Simbol
Burung Garuda Pancasila dalam segi pengetahuan wajib diketahui oleh seluruh
rakyat Indonesia dengan diperkenalkan
sejak dini dalam dunia pendidikan bahwa Burung Garuda Pancasila inilah dasar
Negara Indonesia. Keistimewaan Burung Garuda Pancasila ini tidak bisa disangkal
bahwa secara holistik membentuk pemaknaan bahwa inilah harapan serta karakter
bangsa Indonesia.
Komposisi Gambar
Dalam kajian komposisi gambar pada Burung Garuda Pancasila
mengkategorikan pada Golden Mean Area,
dimana kategori tersebut memfokuskan pada gambar perisai yang didalamnya
terdapat lima sila. Lima sila inilah yang terpenting dalam Dasar Negara. Bila
obyek seorang manusia kategori ini memfokuskan pada titik yang berada ditengah,
sehingga menonjolkan ekspresi dari obyek tersebut.
Teori Representasi
Di kehidupan jaman sekarang burung
garuda itu sebenarnya tidak ada, tetapi kita melihat lambang tiap sila yang ada
di dada burung garuda yang telah ditanamkan nilai-nilai nasionalisme. Setiap
unsur burung garuda, dari warna bulu, jumlah bulu, ikon tiap sila, warna latar
pada ikon tiap sila, semboyan Bhineka Tunggal Ika, dan sebagainya yang ada pada
gambar Burung Garuda Pancasila merupakan representasi dari Negara Indonesia.
Teori Persepsi
Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda. Dari sudut
pandang orang dari luar negeri, mereka hanya sebatas mengetahui burung garuda
itu adalah dasar Negara Indonesia. Dan belum tentu mereka mengerti makna dari
Burung Garuda. Berbeda dengan orang Indonesia yang cinta akan nasionalisme,
mereka akan mengetahui apa itu burung garuda, makna yang terkandung, bahkan
mengetahui filosofi burung garuda sebagai simbol Pancasila atau dasar Negara.
Teori Gestalt
·
Kedekatan posisi (proximity): Pancasila
adalah dasar negara yang memiliki lambang Garuda Pancasila, sebagai sesuatu
yang memiliki makna yang dalam untuk kesejahteraan bangsa Indonesia, bangsa
Indonesia yang maju, dan menjadi negara yang besar
·
Kesamaan bentuk (similiarity): Burung
Garuda yang mana merupakan lambang negara Indonesia yang berkalung perisai yang
dalam perisai tersebut terdapat 5 lambang yang menggambarkan isi Pancasila.
·
Kesinambungan pola (continuity): setiap gambar
dan warna yang ditampilkan dalam burung garuda tersebut memiliki makna. Burung
garuda yang berwarna emas berarti kejayaan. Pada bulu sayap garuda terdapat 17,
bulu ekor terdapat 8, bulu pangkal ekor 19 dan bulu pada leher burung garuda
ada 45 yang merepresentasikan waktu kemerdekaan Indonesia 17-8-1945. Perisai
sebagai tameng atau senjata yang melambangkan perjuangan, pertahanan dan
perlindungan diri untuk mencapai tujuan. Dalam perisai tersebut mengandung lima
buah simbol yang masing-masing melambangkan sila-sila dari dasar negara
Pancasila. Perisai yang dikalungkan tersebut melambangkan pertahanan Indonesia.
Pada
bagian tengah dari perisai tersebut terdapat simbol bintang yang memiliki lima
sudut. Bintang tersebut melambangkan sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa. Lambang bintang tersebut dianggap sebagai sebuah cahaya, seperti
cahaya kerohanian yang dipancarkan oleh Tuhan kepada setiap manusia. Dibagian
bintang, terdapat latar berwarna hitam. Latar tersebut melambangkan warna alam
yang asli yang memiliki Tuhan, bukanlah sekedar rekaan manusia, tetapi sumber
dari segalanya dan telah ada sebelum segala sesuatu di dunia ini ada.
Pada
bagian kanan bawah, terdapat rantai yang melambangkan sila kedua Pancasila,
yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut terdiri atas mata
rantai yang berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling berkaitan membentuk
lingkaran. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang
lingkaran melambangkan perempuan. Mata rantai yang saling berkait pun
melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki dan perempuan, membutuhkan satu
sama lain dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah rantai.
Pada
bagian kanan atas, terdapat gambaran pohon beringin yang melambangkan sila
ketiga, yaitu Persatuan Indonesia. Kenapa pohon beringin yang digunakan? Karena
pohon beringin merupakan pohon besar yang bisa digunakan oleh banyak orang
sebagai tempat berteduh dibawahnya. Hal tersebut dikorelasikan sebagai Negara
Indonesia, dimana semua rakyat Indonesia dapat “berteduh” di bawah naungan
Negara Indonesia. Tak hanya itu saja, pohon beringin memiliki sulur dan akar
yang menjalar ke segala arah. Hal ini dikorelasikan dengan keragaman suku
bangsa yang menyatu di bawah nama Indonesia.
Pada
bagian kiri atas, terdapat kepala banteng. Kepala banteng tersebut melambangkan
sila keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Disini, kepala banteng memiliki
filosofi sebagai hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah,
dimana orang-orang berdiskusi untuk melahirkan suatu keputusan.
Di
bagian kiri bawah, terdapat lambang padi dan kapas. Lambang tersebut
melambangkan sila ke lima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia. Lambang tersebut dianggap dapat mewakili sila kelima, karena padi
dan kapas merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan sandang,
sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran. Hal itu sesuai dengan tujuan
utama dari sila kelima ini.
Di
lambang perisai sendiri, terdapat garis hitam tebal yang melintang di
tengah-tengah perisai. Garis hitam tebal tersebut melambangkan garis
khatulistiwa yang melintang melewati wilayah Indonesia. Sedangkan warna merah
dan putih yang menjadi latar pada perisai tersebut merupakan warna bendera
negara Indonesia. Merah, memiliki makna keberanian dan putih melambangkan
kesucian.
Pada bagian bawah Garuda Pancasila, terlihat pita putih yang dicengkram,
pita tersebut bertuliskan “BHINNEKA TUNGGAL IKA”. Tulisan tersebut ditulis
dengan menggunakan huruf latin dan merupakan semboyan negara Indonesia.
Bhinneka Tunggal Ika, dalam bahasa Jawa Kuno memiliki arti “berbeda-beda tetapi
tetap satu jua.”
Signifier and Signified
Penanda:
Burung Garuda merupakan kendaraan Wishnu yang menyerupai burung elang
rajawali.
Petanda:
·
Burung
Garuda sebagai simbol nasional Indonesia, sebagai perwujudan ideologi Pancasila.
·
Lambang
Negara untuk menggambarkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan negara
yang kuat.
·
Dan setiap lambang-lambang di dalam
burung Garuda Pancasila mempunyai makna:
1.
Perisai di dada burung Garuda
Melambangkan pertahan
bangsa Indonesia
2.
Warna merah dan putih pada perisai
Warna merah dan putih
melambangkan bendera Indonesia
3.
Garis hitam diagonal pada perisai
Wilayah kedaulatan
Republik Indonesia dilalui garis khatulis tiwa
4.
Lambang Pada Perisai
Merupakan sebuah
interpretasi dan lambang dari isi Pancasila
Bintang :
Ketuhanan Yang Maha Esa
Rantai :
Kemanusiaan Yang adil Dan Beradab
Pohon
Beringin : Persatuan Indonesia
Kepala Banteng :
Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Permusyawaratan
Perwakilan
Padi dan
Kapas : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
5.
Jumlah bulu pada burung Garuda
17 - helai bulu pada masing
masing sayap, melambangkan tanggal 17
8
- helai bulu pada ekor
artinya melambangkan bulan 8 atau agustus
19 – helai bulu pada pangkal ekor burung garuda melambangkan awalan tahun
1945
45 - helai bulu pada leher burung garuda melambangkan tahun
kemerdekaan yaitu tahun 1945
6.
Bhineka Tunggal Ika
Artinya adalah Berbeda
beda tetapi satu jua
·
Melambangkan dan menegaskan
bahwa meski memiliki keberagaman suku bangsa adat budaya dan agama tetapi
dengan persatuan dan kesatuan dapat mewujudkan negara Republik Indonesia.
·
Melambangkan pemerintahan yang otoriter.
PENUTUP
Kesimpulan
Tampilan visual dari Burung Garuda
Pancasila dalam kajian materi komunikasi visual banyak sekali hal – hal yang
dimana dalam merancang gambar tersebut di dasari dengan sesuatu yang sangat
terstruktur, menimbulkan persepsi, dan sangat memperhatikan makna yang merepresentasikan
dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penulis telah memaparkan apa estetika
visual, dan teori – teori yang bisa penulis gali dari visualisasi burung
garuda.
DAFTAR
PUSTAKA
Komunikasi
Visual. (2013, April 28). Diambil kembali dari Wikipedia: www.id.wikipedia.org
Filosofi
Garuda Pancasila. (2012, November 26). Diambil kembali dari http://www.bin.go.id/wawasan/detil/167/3/26/11/2012/filosofi-garuda-pancasila
Tidak ada komentar:
Posting Komentar