1. Jelaskan
sejarah etnografi
Menurut Bungin, 2012, pada buku Penelitian
Kualitatif hal.228 Istilah etnografi sebenarnya merupakan istilah antropologi.
Etnografi merupak suatu embrio dari antropologi, yaitu lahir pada tahap pertama
dari perkembanganna, yaitu sebelum tahun 1800-an. Etnografi merupakan
hasil-hasil catatan penjelajah eropa tatkala mencari rempah-rempah ke
Indonesia. Mereka mencatat semua fenomena menarik yang di temui selama
perjalanannya, antara lain berisi tentang adat-istiadat, susunan masyarakat,
bahasa, dan cirri-ciri fisik dari suku-suku bangsa tersebut.
Etnografi yang kemudian diartikan sebagai deskripsi
tentang bangsa-bangsa berasal dari kata ethnos dan grapheis. Ethnos berarti
bangsa atau suku bangsa, sedangkan grapheis adalah tulisan atau uraian. Charles
Winnick (1915;193) mendefinisikan etnografi sebagai the study of individual culture. It is primarily a descriptive and
noninterprestative study… (Dyson ;1) hal yang sama dikatakan oleh Adamson E.
Hoebel, menurut Hoebel (1966;8) rtnografi adalah to write about peoples. As we used the term, if refers to descriptive
study of human study..” Menulis tentang masyarakat. penulisannya mengacu
pada studi deskriptif.
Dalam perkembangan dewasa ini, etnografi tidak hanya
merupakan paparan saja tanpa interpretasi. Roger M. Keesing (1989;250)
mendefinisikannya sebagai pembuatan dokumentasi dan analisis budaya tertentu
dengan mengadakan penelitian lapangan. Artinya, dalam mendeskripsikan suatu
kebudayaan seorang etnografer (peneliti etnografi) juga menganalisis. Jadi,
bisa disimpulkan, masyarakat atau suku bangsa yang dihimpun dari lapangan dalam
kurun waktu yang sama.
Bila dalam antropologi sebagai pengamatan empiris
dan mengkalasifikasikan kasus, maka etnografi ini menarik ketika digunakan oleh
ilmu-ilmulain, seperti sosiaologi, ekonomi,dan politik, ketikahendak mencermati
persoalan-persoalan yang tampak “kecil” dalam konteks yang lebih luas.
Ringkasnya, bila seorang peneliti ingin mencermati fenomena secara holistic
(menyeluruh), sebagaimana ciri khas antropologi.
2. Jelaskan
varian etnografi
Menurut
Kriyantono (Daymon & Holloway,2003; Kriyantono, 2010b; Littlejohn &
Foss, 2008; Madison, 2005; Saville-troike,2003; Simon & Dippo, 1986;
Thomas,1990; Wimmer & Dominick, 2006) dalam buku Modul Bahan Ajar
UBDistanceLearning, h.40-41, etnografi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa
varian
a. Berdasarkan
cakupan realitas yang diriset
-
Etnografi makro
Riset etnografi yang
mengkaji dan mendeskripsikan budaya keseluruhan dari suatu komunitas atau masyarakat
budaya. Misalnya, riset tentang kebiasaan ritual keagamaan dan kemsyarakatan di
suku Dayak.
-
Etnografi mikro
Lebih cenderung
mengkaji dan mendeskripsikan unit analisis yang lebih kecil, seperti sub
kelompok, organisasi, perusahaan, lembaga, profesi, khalayak, perilaku peminum
bir di bar, proses belajar-mengajar di sekolah atau proses pengambilan
keputusan di top Manajemen
b. Berdasarkan
tataran analisis
-
Etnografi deskriptif
(konvensional/deskriptif)
Etnografi yang lebih
bersifat mendeskriptifkan realitas kelompok /group melalui analisis,
pengungkapan pola-pola, pembuatan tipologi-tipologi dan kategori.peneliti
cenderung bertujuan untuk mendeskripsikan secara detil dan holistik bagaimana
karakterisitik perilaku budaya tertentu.
-
Etnografi kritis (critical ethnography)
Etnografi yang
bertujuan mengeksplorasi beberapa factor tersembunyi seperti bagaimana
kekuasaan atau kekuatan dan hegemoni memengaruhi suatu masyarakat serta
berupaya membuka agenda-agenda tersembunyi di balik sebuah realitas. Bahasan tentang
etnografi kritis ini akan disampaikan tersendiri dalam bagian yang lain di buku
ini.
c. Berdasarkan
fokus realitas yang diriset
-
Etnografi komunikasi
Pada dasarnya, metode
ini adalah penerapan metode etnografi untuk mengkaji pola-pola komunikasi,
seperti apa yang di konsumsikan, cara berkomunikasi, situasi-situasi
komunikasi, aturan-aturan berkomunikasi, komponen-komponen komunikasi , dan
fungsi-fungsi komunikasi dalam komunitas. Etnografi yang fokus pada pola-pola
perilaku komunikasi sebagai salah satu bagian dari sistem budaya, yang
berfungsi di dalam keseluruhan konteks budaya, dan yang berfungsi menghubungkan
pola-pola bagian dari sistem budaya lainnya. Karenanya studi etnografi
komunikasi ini berfungsi tiga komponen pokok: bahasa, komunikasi, dan budaya.
Contoh riset etnografi komunikasi dapat menemukan jenis-jenis bahasa yang biasa
digunakan untuk mempresentasikan kegiatan., beristirahat (tidur) pada
masyarakat jawa, yaitu turu, tilem, dan
sare. Penggunaannya ini tergantung
pada konteks komunikasi yang berbeda seperti dengan siapa berbicara dan dalam
situasi apa berbicara, yang semuanya menjadi budaya keseharian masyarakat Jawa.
-
Etnografi analisis isi
Metode ini memadukan
metode analisis isi dan observasi partisipan. Peneliti mengkaji dokumen-dokumen
komunikasi, seperti gambar, berita teks iklan, novel, newsletter, buku pelajaran atau pun press-release untuk memahami
budaya tertentu yang melatarbelakangi produksi dokumen-dokumen tersebut.
Analisis dokumen ini diperdalam dengan observasi partisipan dan wawancara
mendalam dengan pelaku-pelakuyang terkait dengan produksi dokumen. Tujuannya
adalah untuk memahami konteks-konteks yang terjadi, seperti ideology, motif,
nilai, dan norma si pembuat dokumen. Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui
proses produksi dokumenkomunikasiyang diteliti, misalnya
bagaimanainteraksi-interaksi yan terjadi dalam ruang redaksi, nilai-nilai apa
yang dominan memutuskan baik tidaknya suatu berita atau bagaimana proses
pembentukan konstruksi social dari peristiwa yang di beritakan. Terakhir
Peneliti mesti mensinergikan dua temuan , dari analisis isi dan observasi
partisipan, dan menginterpretasikan yang dapat dihasilkan pengetahuan tentang
bagaimana dokumen-dokumen komunikasi memengaruhi budaya dan bagaimana
kontek-konteks social budaya si pembuat dokumentasi terepresentasi dalam
produk-produk komunikasi tersebut.
3. Jelaskan
perbedaan-perbedaan dari varian etnografi
Pada
pembahasan soal no.2, dapat di simpulkan perbedaan sebagai berikut:
Varian
|
Target
penelitian
|
Etnografi
Mikro
|
Budaya
keseluruhan
|
Etnografi
Makro
|
Budaya
suatu kelompok kecil
|
Etnografi
Deskriptif
|
Mengungkap
realitas kelompok
|
Etnografi
Kritis
|
Mengungkap
faktor yang tersembunyi
|
Etnografi
Komunikasi
|
Mengkaji
pola komunikasi
|
Etnografi
Analisis isi
|
Mengkaji
dokumen komunikasi
|
4. Jelaskan
apa itu etnografi dan critical ethnography termasuk akar tradisi pemikiran yang
mendasarinya
Dalam buku (Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, 2008) h.67-68 etnografi
adalah riset yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana individu-individu
menggunakan budayanya untuk memaknai realitas. Riset ini juga bertujuan untuk
mendeskripsikan kebudayaan tertentu secara mendalam dari berbagai aspekseperti
artefak-artefak budaya, pengalaman-pengalaman hidup, kepercayaan, dan sistem
nilai dari suatu masyarakat. untuk itu periset biasanya terjun langsung dalam
waktu lama bergaul di tengah-tengah masyarakat yang ditelitinya. Periset
melakukan wawancara mendalam, mengobservasi perilaku, menelusuri dokumen-dokumen
dan artefak-artefak budaya serta menggelar diskusi kelompok (FGD).
Dewasa ini, etnografi berkembang bukan hanya untuk
meriset perilaku social budaya masyarakat tertentu. Di dunia pemasaran,
misalnya, para produsen, pemasar atau pengiklan telah menggunakan metode ini.
Contoh seorang pemasar rokok dapat menggunakan metode ini dengan terjun
langsung di tengah-tengah para perokok yang menjadi target pasar rokoknya,
antara lain interaksinya, pola percakapan, kebiasaan-kebiasaan mereka
sehari-hari, kepercayaan dan sistem nilai mereka. Informasi ini menjadi dasar
agar rokok yang dipasarkan sesuai dengan pola hidup target pasarnya.
Saat ini dikenal pula etnografi
kritis (critical ethnography). Metode ini bertujuan mengeksplorasi beberapa faktor
seperti bagaimana kekuasaan dan hegemoni memengaruhi suatu masyarakat serta
berusaha membuka agenda-agenda tersembunyi dibalik sebuah fenomena di
masyarakat. etnografi kritis menurut Jim Thomas (1993;4) dalam buku (Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, 2008) h.68, adalah
etnografi konvensional dengan tujuan politik. Artinya periset merasa mempunyai
tanggungjawab moral untuk memberikan kontribusi mengubah kondisi ketidak adilan
bagi masyarakat yang dirisetnya dengan cara memberikan kesempatan untuk
mengekspresikan suara hati mereka. Madison (2005), menyebut sebagai tanggung
jawab etis untuk mengeksplorasi ketidakadilan yang merusak prinsip-prinsip
moral dari kebebasan manusia dan kesejahteraan umum. Lebih lanjut, dengan
menggunakan etnografi kritis, periset mencoba menemukan “apa yang seharusnya
terjadi” dengan membuat penilaian moral terhadap realitas yang dirisetnya.
5. Bagaimana
menerapkan metode etnografi dan critical ethnography
Menurut
(Setyobudi, 2009) dalam Jurnal Penelitian Seni Budaya
hal.111 para ahli etnografi tinggal dalam suatu komunitas yang bukan berasal
dari komunitas kebudayaannya sendiri selama kurun waktu 2 tahun sampai dengan 3
tahun, bahkan ada yang lebih. Peneliti yang memakan waktu lama seperti yang
dilakukan itu dalam rangka mempelajari tentang beberapa aspek kehidupan
sehari-hari suatu komunitas yang dibayangkan oleh etnografer sebagai liyan (the other). Kendati demikian,
etnografer-etnografer generasi paska colonial cenderung bekerja dalam periode
relative pendek dan dalam komunitas yang beragam serta kompleks, dalam
institusi yang bersifat local, regional, nasional, atau bahkan global.
Menerapkan
etnografi kritis menurut (Barab, Thomas, Michael K, & Newell, 2004) hal.263 more generally, we believe that context are
never without agency there are always teacher, administration, student, and
community members creating context, and therefore local adaptability must be
allowed for in the design. we have adopted "mutual adaptation" to
capture how an innovation both changes and is changed by a local context
struggles to the shared space through community bulletin boards, email
messages, chat dialogues, completed quests, and suggestions and contibrutions
to our design team.
Daftar Pustaka
Barab, S. A., Thomas, Michael K, T. S., & Newell,
M. (2004). Critical Design Ethnography: Designing for Change. Anthropology
and Education Quarterly , 254.
Bungin, B. (2012). Penelitian Kualitatif. Jakarta:
Prenada Media Group.
Kriyantono, R. Modul Bahan Ajar UBDistance Learning.
Kriyantono, R. (2008). Teknik Praktis Riset Komunikasi.
Jakarta: Prenada Media Group.
Setyobudi, I. (2009). Etnografi dan Genre Sastra Realisme
Sosialis. Jurnal Penelitian Seni Budaya , 109-118.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar